Masturbasi
ternyata juga kerap dilakukan anak-anak. Tak hanya anak laki-laki, tetapi juga
perempuan. Wajar bila Anda merasa was-was bila si kecil melakukan hal ini. Umur
baru 4 tahun, tontonan ala orang dewasa pun belum terjamah oleh mereka.
Meskipun Anda sudah sering membaca bahwa hal semacam ini wajar terjadi, tetapi
kok, rasa cemas tetap saja ada?
Seperti diutarakan oleh seorang ahli psikologi, perilaku senang menyentuh atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik) bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. "Jadi, hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak," paparnya
Seperti diutarakan oleh seorang ahli psikologi, perilaku senang menyentuh atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik) bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. "Jadi, hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak," paparnya
Aihkan
perhatian anak
Ia jg mengatakan, pegang-pegang alat kelamin atau yang biasa kita asumsikan sebagai
masturbasi biasanya mulai terlihat atau dilakukan saat anak memasuki usia 3
tahun ke atas dan akan berhenti di usia 6 tahun. Meski begitu, hal ini tak
boleh dibiarkan saja, utamanya pada anak laki-laki. Ini karena alat kelamin
laki-laki berada di luar sehingga lebih mudah terekspos (tersentuh, terlihat,
dan lain-lain), selain laki-laki cenderung senang memainkan atau memegang alat
kelaminnya.
"Jangan
sampai memegang atau memainkan alat kelamin dijadikan sebuah kebiasaan. Bila
tidak, fase falik ini dapat menjadi cikal bakal perilaku masturbasi. Jadi,
lebih baik dicegah sedini mungkin dengan mengalihkan perhatiannya," terangnya
Sarannya, saat orangtua menemukan anak "bermain-main" dengan alat
genitalnya, segera katakan padanya, alat kelaminnya bukanlah mainan. Kalau
dipegang-pegang, nanti bisa mengakibatkan alat kelaminnya luka dan susah untuk
buang air kecil. Apalagi bila tangannya kotor, hal ini bisa menyebabkan
timbulnya penyakit. Setelah berkata demikian, kemudian alihkan perhatian anak
dengan memberikannya mainan atau mengajaknya bermain di luar rumah, dan
temanilah dia bermain sehingga dia lupa pada aktivitas memainkan alat genital.
Jika
Anda bekerja, maka ajarkan tindakan yang sama kepada pengasuh di rumah ketika
mendapati anak memainkan alat kelaminnya. Selain itu, minta juga kepada si
pengasuh untuk lebih sering mengajak anak bermain agar si anak lupa pada
aktivitas memainkan alat kelamin.
Dengan
cara-cara seperti itu, menurut Irma, pada usia 6-7 tahun, perilaku
memegang-megang alat kelamin akan hilang dengan sendirinya. Sebaliknya, bila
salah penanganan, maka tidak menutup kemungkinan anak akan terus melakukannya
hingga masa pubertas dalam pengertian masturbasi yang sebenarnya.
Jika
sudah pada masa ini, maka stimulusnya tentu akan berbeda. Pada masa pubertas
ada fantasi seksual yang menyertai, atau ada perilaku seksual tertentu yang
menyertai. Dikhawatirkan, masturbasi ini bisa membuat anak kecanduan. Celaka,
kan? Karena itulah pencegahan diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar