Selasa, 08 Agustus 2017

Haruskah si Kecil disunat segera setelah lahir?




Hal ini seringkali menjadi pertanyaan bahkan tidak jarang menjadi polemik dalam keluarga. Namun, bagi beberapa keluarga mungkin hal itu menjadi pilihan yang mudah berdasarkan agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat. 

Sunat pada bayi laki-laki yang baru lahir memungkinkan untuk dilakukan, tetapi membutuhkan prosedur yang lebih kompleks. Yuk, simak penjelasan berikut ini sebelum Bunda mengambil keputusan untuk menyunat Si Jagoan Kecil.

Sunat yaitu operasi pembuangan kulup atau kulit yang menutupi ujung penis. Sunat merupakan praktik yang umum dilakukan karena faktor agama maupun tradisi. Sementara dari segi medis, sunat dianggap memiliki manfaat, namun juga memiliki risiko terutama jika dilakukan pada bayi.

Khitan atau dalam bahasa medis dikenal sebagai sirkumsisi, dilakukan dengan memotong sebagian kulit yang menutupi alat kelamin pria. Namun dalam dunia kesehatan, memangkas sebagian kulit kelamin ini juga dianjurkan karena memiliki banyak manfaat.
Dokter spesialis bedah saraf Mahdian Nur Nasution ( Founder Mahdian Klemp / Owner Rumah Sunatan) mengatakan, "Seharusnya anak laki-laki disunat sebelum usianya 6 bulan.”
Mengapa bayi justru waktu ideal untuk disunat? Menurut dr. Mahdian, sunat sejak usia dini memiliki berbagai keunggulan. Pertama, pada bayi luka akan cepat sembuh dengan sendirinya. Hal ini karena pada usia tersebut bayi mengalami pertumbuhan dan peningkatan hormon secara cepat.
Keuntungan kedua adalah untuk menghindari trauma pada anak. dr.Mahdian menjelaskan sunat yang dilakukan pada anak usia SD biasanya meninggalkan trauma yang sulit dihilangkan hingga dewasa. Apalagi saat sunat terjadi pendarahan atau proses yang tidak berjalan sesuai keinginan. Sebaliknya, pada usia di bawah 6 bulan anak justru masih belum memiliki kesadaran.


Keuntungan ketiga mencegah masalah penis, terkadang kulup pada penis yang tidak disunat bisa menjadi sulit atau tidak memungkinkan untuk ditarik ke atas (phimosis). Kondisi ini bisa memicu peradangan pada kulup


Keuntungan keempat menurunkan resiko penyakit termasuk resiko terkena infeksi saluran kemih (ISK), infeksi menular seksual dan kanker penis. ISK pada laki-laki lebih umum terjadi pada mereka yang tidak disunat. Jika infeksi parah pada bayi tidak ditangani dengan tepat, dapat memicu masalah ginjal nantinya. Infeksi menular seksual dapat diturunkan risikonya dengan prosedur sunat, termasuk HIV. Namun, bukan berarti bisa bebas melakukan hubungan seks sembarangan. Perilaku seks yang aman dan sehat tetap diperlukan.

Secara umum, kanker penis jarang terjadi, namun kemungkinan terjadinya menjadi lebih besar pada penis yang tidak disunat. Selain itu, nantinya perempuan yang menjadi pasangan seksual dari laki-laki yang disunat lebih berkemungkinan untuk terhindar dari kanker serviks.

Keuntungan kelima pada anak dengan usia di bawah 6 bulan, biasanya juga masih belum bisa tengkurap. Hal ini justru akan menguntungkan karena alat kelaminnya tidak tergesek. Kendati demikian, sunat pada bayi sebaiknya dilakukan pada tenaga profesional yang memang sudah terbiasa melakukan sunat pada bayi.
dr Mahdian menuturkan perkembangan teknologi saat ini sudah membuat sunat sangat aman bahkan bagi bayi sekalipun. Salah satu teknik yang diunggulkan adalah teknik klem. “Dengan teknik ini tidak terjadi pendarahan dan tidak perlu dijahit. Anak-anak juga bisa langsung beraktivitas,”tuturnya.

Risiko Sunat yang Menyertai

Risiko sunat tergolong rendah. Tingkat komplikasi sunat sekitar 0,1-35%, dengan sebagian besar komplikasi melibatkan infeksi, perdarahan, dan gagalnya membuang kulit kulup yang cukup. Perdarahan dan infeksi ini bisa timbul dari iritasi akibat gesekan popok dan amonia dalam urine.

Komplikasi sunat yang lebih serius seperti:

  • Cedera pada penis. Misalnya fistula uretral, nekrosis penis, dan amputasi sebagian.Peradangan pada bukaan penis (meatitis) dan gangguan yang berkaitan dengan kemih, misalnya meatal stenosis.
  • Rasa nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa. Hal ini disebabkan terlalu banyak kulit yang dipotong, namun jarang terjadi
  • Kemungkinan risiko yang berkaitan dengan masalah kulup. Misalnya kulup gagal sembuh dengan baik, dipotong terlalu pendek atau terlalu panjang, maupun kulup yang masih menempel di ujung penis hingga butuh bedah perbaikan.

Setelah mengetahui manfaat dan risikonya, bila kemudian Bunda memilih untuk menyunat bayi laki-laki, penting untuk memerhatikan beberapa hal.

Pastikan sunat dilakukan oleh seorang profesional yang berpengalaman. Di beberapa daerah, khususnya di kota-kota besar, sunat bisa dilakukan di rumah sakit oleh dokter bedah maupun dokter anak. Sementara itu dapat pula dilakukan sunat, baik oleh tenaga medis maupun tenaga non-medis yang terlatih.

Sunat pada bayi dianjurkan untuk dilakukan pada minggu-minggu pertama setelah lahir, biasanya antara hari pertama hingga kesepuluh. Bayi akan ditidurkan telentang dengan tangan dan kaki ditahan agar tidak bergerak. Setelah daerah penis dan sekitar dibersihkan, maka anastesi lokal akan diberikan di area tersebut. Kemudian, sebuah klem atau cincin khusus akan dipasang di ujung penis dan kulup dipotong.(tehnik klemp) bedanya dengan konvensional/tehnik elecric cauter adalah daerah yang telah dipotong akan ditutup dengan salep dan dibalut secara longgar menggunakan perban. Biasanya prosedur ini akan memakan waktu agak lama daripada dengan tehnik klem yg lebih simple dan cepat prosedurnya karena tanpa dilakukan penjahitan pada penis.


Tips perawatan pasca sunat/khitan
Prosedur sunat/khitan mungkin hanya sebentar akan tetapi proses penyembuhannya memerlukan waktu sekitar 7 – 10 hari. Selama proses penyembuhan, Ibu perlu :

·         Menjaganya tetap bersih dan kering
Ini merupakan hal utama proses penyembuhan; Ibu harus membersihkan area alat vital si Kecil, terutama sehabis buang air kecil atau buang air besar, dengan air hangat secara perlahan. Jangan menggunakan tisu basah untuk membersihkannya.

·         Gantilah kasa pembalut setidaknya 1 – 2 kali sehari atau bila basah

·         Seandainya memakai tehnik Klem tidak usah ganti kasa pembalut karena perawatannya lebih mudah karena Cuma menjaga kebersihan area genetalia yang diklem dan menjaga tetap bersih dan kering.

·         Klem akan dibuka hari ke 4 – hari ke 10

Segera bawa si kecil ke dokter bila:
• Terjadi perdarahan hebat / dengan tehnik konvensional biasa terjadi
• Demam (suhu tubuh ≥ 38°C)
• Luka mengeluarkan pus / nanah / tehnik klemp jarang terjadi

Ingatlah Bunda bahwa tidak ada yang salah atau benar dengan keputusan menyunat bayi laki-laki. Sebelum Ibu dan keluarga memutuskan perlu tidaknya si Kecil disunat ada baiknya Ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, apa sajakah keuntungan dan kerugian sunat / khitan, bagaimana prosedur operasinya, risiko apa sajakah yang mungkin terjadi dan seberapa seringkah risiko tersebut terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar