Jumat, 14 April 2017

Masa Pubertas / Andropause Bagi Laki-Laki





Pada hakekatnya semua manusia berfikir bahwa masa pubertas bagi pria maupun wanita itu hanya satu kali yakni pada saat mereka menginjak usia remaja sekitar >15 tahun tahun. Pada masa-masa itulah seorang laki-laki manapun di dunia akan merasakan masa pubernya. Biasanya ditandai dengan mimpi basah. Mereka lebih ingin tampil baik dan lebih di hadapan orang lain, bahkan mereka senang berbuat hal-hal yang konyol untuk menarik perhatikan orang alias caper. Jangan senyum-senyum yah saya yakin baik mengaku atau tidak, semuanya pernah merasakan dan melakukannya. Pada masa inilah jerawat mulai muncul di wajah mereka yang gantheng dan manis, pada masa itulah mereka banyak berkaca dan ribut dengan pikiran-pikiran tentang hal-hal yang berbau seks. Mereka mulai melirik wanita-wanita yang cantik, mereka lebih pandai bergaul walaupun kadang ada laki-laki yang pendiam,dalam arti tidak banyak ngomong tapi sebenarnya sama saja pemikiran mereka. 

Pada usia >24 seorang pria akan menggebu-gebu memikirkan seorang pendamping hidup,mau mengaku atau tidak itu yang terjadi pada masa-masa itu. Tapi berhati-hatilah pada umur beranjak 30 tahun dan belum menikah maka keinginan menikah itu akan memudar digantikan dengan pemikiran tentang kerjaan bagaimana, menabung untuk membeli rumah, untuk kebutuhan lainnya. Itu yang terjadi pada masa usia >30 tahun. Jadi jangan menunda menikah yah sebelum umur 30 tahun cepat-cepatlah menikah karena jika tidak,maka rasa menggebu-nggebu untuk menikah akan luntur sedikit demi sedikit

Seperti juga kaum wanita yang kerap mengalami mood swing saat memasuki masa menopause, pria pun begitu. Berkurangnya kadar testosteron dalam tubuhnya kerap membuat seorang pria jadi mudah gelisah dan gampang marah-marah. Perubahan fisik -menjadi botak, perut gendut, otot tidak kencang lagi- juga membuat percaya diri pria menurun. Akibatnya, sebagai istri, mungkin Anda terheran-heran melihat perubahan tersebut. Suami tercinta yang semula kalem, tak banyak omong, dan cenderung tak pedulian, tiba-tiba jadi rewel, nyinyir, dan tukang mengeritik.

"Memang, banyak pria tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka mulai memasuki masa andropause. Biasanya mereka baru merasa khawatir bila hasrat dan kemampuan seksual mereka makin menurun dari waktu ke waktu. Mulai dari kehilangan ereksi di pagi hari, hingga sama sekali tak bisa ereksi lagi. Nah, kalau sudah begitu, baru deh, mereka pontang-panting ke dokter.

Meski begitu, penurunan kadar testosteron pada pria berlangsung perlahan-lahan, tidak seperti penurunan kadar estrogen dan progesteron pada wanita yang berlangsung nyaris drastis. Perbedaan lain: bila wanita sudah memasuki masa menopause, otomatis cadangan sel telurnya juga habis, sehingga tidak bisa hamil lagi meskipun ia menjalani terapi sulih hormon estrogen dan progesteron. Sebaliknya, pria tetap memproduksi sperma, meskipun jumlah dan kualitasnya berkurang -apalagi bila dibantu dengan terapi sulih hormon testosteron- dan tetap bisa menghamili wanita!

Celakanya, kemampuan seksual yang semakin menurun itu tak jarang justru membuat sebagian pria jadi tertantang untuk membuktikan diri bahwa ia masih menarik di mata wanita dan masih jantan di tempat tidur. Apalagi, di usia 50-an, umumnya pria sudah mapan secara ekonomi dan status sosial, sehingga relatif lebih mudah 'mendapatkan' wanita. Makin muda dan cantik wanita tersebut, makin tertantang mereka. Jadi jangan heran bila banyak pria setengah baya mendadak jadi genit, gemar bersolek, dan senang tebar pesona di hadapan wanita. Diberi perhatian sedikit saja oleh wanita, egonya langsung tersanjung.

"Karena itu kemudian muncul istilah puber kedua, puber ketiga, atau pubertas terbalik, yang sebenarnya merupakan istilah lain dari pria-pria yang mulai memasuki masa andropause,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar